Senin, 31 Oktober 2016

ELECTRONIC ROAD PRICING

I.         Pengertian (Electronic Road Pricing)



Electronic road pricing (ERP) adalah kebijakan pemberlakuan jalan berbayar untuk setiap kendaraan yang melewatinya. ERP bertujuan mengurangi kemacetan di ruas jalan tertentu meski pada simpul jalan yang lain justru menambah kemacetan (Bisnis Indonesia, 2010). Sistem ERP terdiri dari dua gerbang yang saling berhadapan dan sebuah In-vehicle unit (IU). Kamera, alat pendeteksi kendaraan dan antena dipasang pada gerbang untuk mengidentifikasi kendaraan yang melewati gerbang. IU adalah alat yang dipasang di dalam kendaraan, tempat meletakkan cash card untuk membayar tarif ERP.
Adapun pengertian lainnya, Road Pricing  adalah pengenaan biaya secara langsung terhadap pengguna jalan karena melewati ruas jalan tertentu. Pada dasarnya terdapat dua tujuan dari pengenaan Road Pricing yaitu untuk menambah pendapatan suatu  daerah atau Negara, atau suatu sarana untuk mengatur penggunaan kendaraan agar tidak terjadi kemacetan.    Terdapat beberapa tujuan utama dari road pricing, yaitu mengurangi kemacetan, menjadi  sumber pendapatan daerah,  mengurangi dampak lingkungan, mendorong  penggunaan angkutan umum masal.


     Saat kendaraan yang telah dilengkapi dengan IU melewati gerbang, maka biaya akan langsung dikenakan pada IU. Biaya yang dikenakan dapat dilihat pada tampilan IU.


II.      Dasar Hukum Electronic Road Pricing (ERP)
Dasar hukum penerapan  Electronic Road Pricing  (ERP) antara lain :
·      Undang  –  Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
a)        PASAL 133 UU NO. 22/2009
Pasal 133 ayat (3),  Pembatasan lalu lintas dapat dilakukan dengan pengenaan Retribusi Pengendalian Lalu Lintas yang diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum. Saat ini Peraturan Pemerintah untuk Undang-Undang ini sedang dalam proses pembahasan, diharapkan dapat lebih menegaskan perlunya pelaksanaan ERP.
b)        PASAL 472 RPP LLAJ
Pembatasan lalu lintas dapat dilakukan dengan pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas.  Retribusi pengendalian lalu lintas adalah biaya tambahan yang harus dibayar oleh pengguna kendaraan perseorangan dan kendaraan barang akibat kemacetan yang disebabkannya.  Dana yang diperoleh dari retribusi pengendalian lalu lintas diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lalu lintas dan pelayanan angkutan umum.
Ketentuan lebih lanjut tentang persyaratan penerapan pembatasan lalu lintas dengan pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri yang bertanggung jawab dibidang sarana dan prasarana Lalu Lintas  dan Angkutan Jalan  dengan memperhatikan pendapat Menteri dibidang urusan dalam negeri.

III.    Syarat Jalur Diterapkannya ERP
1.  Memiliki dua jalur jalan yang masing-masing memiliki paling sedikit dua lajur.
2.  Bukan Jalan Nasional.
3.  Tersedia jaringan dan pelayanan angkutan umum massal dalam trayek yang sesuai dengan standar pelayanan minimal dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan pada salah satu jalur jalan 0,9 atau lebih besar.
5.  Kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas 10 km/jam atau lebih lambat.
6.  Harus memperhatikan kualitas lingkungan.

IV.   Tujuan
Tujuan dari adanya Electronic Road Pricing ini  yaitu diantaranya adalah, mengurangi kemacetan, menjadi  sumber pendapatan daerah,  mengurangi dampak lingkungan, mendorong  penggunaan angkutan umum masal.
Berikut adalah tabel pengelompokan Road Pracing berdasarkan tujuan, antara lain :

Nama
Deskripsi
Tujuan
Road  toll (fixed rates) 
Pengenaan biaya atas penggunaan jalan-jalan tertentu. 

Untuk meningkatkan pendapatan
dan investasi.
Congestion pricing
(time-variable)
Pengenaan biaya didasarkan atas kepadatan lalu lintas, jika lalu lintas padat maka biaya yang dikenakan akan tinggi, namun sebaliknya jika lalu tidak padat maka biaya yang dikenakan akan rendah.
Untuk meningkatkan pendapatan
dan mengurangi kemacetan.
Cordon fees
Pengenaan biaya atas penggunaan jalan-jalan tertentu.
Mengurangi kemacetan di pusat-pusat kota.
HOV lanes
Bagi kendaraan yang tidak bisa banyak menampung jumlah penumpang, akan dikenakan pungutan.

Untuk mendorong peralihan penggunaan kendaraan pribadi kepada penggunaan kendaraan yang memilik daya tampung yang banyak, sehingga jumlah kendaraan di jalanraya dapat dikurangi.
Distance-based fees
Biaya yang dikenakan terhadap kendaraan bergantung pada seberapa jauh kendaraan digunakan.
Untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi berbagai masalah
lalu lintas.
Pay-As-You-Drive
insurance
Membagi rata pembayaran berdasarkan jarak sehingga asuransi kendaraan menjadi biaya yang tidak tetap.
Mengurangi berbagi masalah lalu lintas khususnya kecelakaan lalu lintas.
Road space rationing
Penggunaan batasan tertentu di jam-jam padat lalu lintas (misalnya berdasarkan nomor kendaraan).

Untuk mengurangi kemacetan di Jalan-jalan utama atau di pusat-pusat kota.


V.  Manfaat dan Dampak
11)    Pemerintah :
a)  Mengurangi kemacetan.
b)  Sumber pendapatan baru dari lalu lintas.
c)  Mempermudah penerapan pembatasan lalu lintas.
d)  Peralihan moda kendaraan pribadi ke angkutan umum.
e)  Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari manajemen permintaan.
22)    Pengendara :
a)  Kenyamanan berkendara.
b)  Perjalanan menjadi lebih tepat waktu.
c)  Kemudahan pembayaran.
d)  Kemudahan berpindah moda ke angkutan umum.
33)    Masyarakat :
a)  Mengurangi kebisingan yang dihasilkan kendaraan.
b)  Menurunkan tingkat polusi udara yang berasal dari asap kendaraan.
c)  Minimalisasi kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas.

Apabila diterapkan ERP maka pengemudi dihadapkan pada pilihan-pilihan, yaitu  membayar dan menikmati perjalanan, merubah waktu perjalanan untuk membayar lebih murah, merubah rute perjalanan, merubah moda angkutan yang digunakan, merubah tujuan perjalanan, atau membatalkan perjalanan.
Dampak penerapan kebijakan ERP tersebut adalah :
a)    Tercapainya  efisiensi dalam aspek transportasi seperti tercapainya kelancaran lalu lintas yang menyebabkan penghematan waktu tempuh dan biaya perjalanan.
b)   Peningkatan kualitas lingkungan, TDM  (Travel Demand Management) dalam aspek lingkungan diharapkan dapat mengurangi polusi udara, dan mengurangi polusi bunyi dan getaran.
c)  Penataan sistem tata guna lahan, TDM diharapkan dapat merevitalisasi fasilitas perkotaan sesuai dengan fungsinya.
d)     Meningkatkan ekonomi, TDM diharapkan dapat memberikan pendapatan tambahan bagi pemerintah  sehingga mendapat dana tambahan  untuk meningkatkan kualitas angkutan umum.
e)     Menjamin persamaan hak pengguna jalan, TDM diharapkan dapat memberikan keadilan bagi pengguna jalan dengan memberikan kewajiban yang lebih berat bagi pengguna jalan yang lebih berkontribusi terhadap kemacetan. Selain itu, jaminan terhadap pejalan kaki dan penghuni daerah lokal pun diharapkan dapat terealisasi.



Referensi :
1.     Bambang Susantono (Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia),  Electronic Road Pricing (ERP) Salah Satu Solusi Masalah Kemacetan di Kota Jakarta, Buletin Tata Ruang, DISI SEPTEMBER - OKTOBER 2008
2.     DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
3.     mytransparantwings.wordpress.com





Minggu, 23 Oktober 2016

Pertemuan 2 Penyuluhan Keselamatan Transportasi Jalan

Penyuluhan Keselamatan Transportasi Jalan


Tujuan :
1.      Dapat menjelaskan program sosialisasi keselamatan jalan.
2.      Dapat menjelaskan program kampanye keselamatan jalan.
3.      Dapat menyebutkan unsur kampanye keselamatan jalan.
4.      Dapat menjelaskan program penyuluhan keselamatan jalan.
5.      Dapat menyebutkan unsur penyuluhan keselamatan jalan.
6.   Dapat membedakan program kampanye dengan program penyuluhan keselamatan jalan.

Dasar Hukum
1. Sosialisasi Keselamatan Jalan – PT TRIDAYA CIPTA UTAMA-PERHUBUNGAN DARAT 2008.
2. Ruslan, Rosadi, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1997.
3. Prof. Stewart H. Rewoldt, 1991 . Perencanaan dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Rineka Cipta.

A.     Definisi Penyuluhan
1.      Pengertian dari penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua “stakeholders” agribisnis melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan (Mardikanto, 2003).
2.      Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .
3.  Margono Slamet (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better-farming, better business, dan better living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka panjang) meningkatkan taraf hidup pribadi dan masyarakatnya (SDC, 1995 dalam Mardikanto 2003).

B.     Penyuluhan Keselamatan Jalan
1. Sebuah wujud tindakan komunikan  yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi – informasi mengenai keselamatan jalan / pentingnya keselamatan jalan bagi mereka hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran / kepedulian terhadap keselamatn jalan.
2.    Kegiatan bersama (kemitraan antara polisis dengan stakeholder) sebagai bentuk keiatan prefentif untuk menumbuhkembangkan kesadaran lalu lintas.
3.   Program yang harus dilaksanakan secara terus menerus,dan masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila melakukan pelanggaran lalu lintas.

C.     Karakteristik Penyuluhan Keselamatan Jalan
1.      Bersifat homogen
2.      Proses komunikasi persuasif oleh penyuluh
3.      Proses pemberdayaan sasaran penyuluhan
4.      Proses komunikasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran penyuluhan
5.      Berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun kreatif
6.      Bersifat menganjurkan, melarang, memberitahu, maupun menghibur
7.      Memiliki prinsip 7C, antara lain :
ØCredibility: pesan dapat diyakini kebenarannya
Ø Contex: berkaitan dengan masalah keselamatan di wilayahnya
Ø Content: isinya memiliki arti bagi penerima pesan
Ø Clarity: jelas susunan bahasa, gambar dan simbol
ØContinuity and consistency: berkelanjutan dan konsisten dalam menyampaikan pesan
Ø Channels: saluran media komunikasi yang sesuai penerima
Ø Capability of audience: sesuai dengan kemampuan penerima pesan

D.  Model - Model Penyuluhan
      1. Berdasarkan teknik komunikasi yang digunakan :
          a.   Metode penyuluhan langsung
           Tatap muka antara penyuluh dan sasaran penyuluhan (demonstrasi, kursus,                diskusi, dll.
        b.   Metode penyuluhan tidak langsung
           Dilakukan melalui perantara/media komunikasi (pemasangan poster, penyebaran        brosur/leaflet/majalah, siaran radio, siaran televisi, pemutaran film, dll)
 2.   Berdasarkan jumlah sasaran
a.   Pendekatan perorangan Langsung antara penyuluh dengan orang per orang
b.   Pendekatan kelompok Antara penyuluh dengan sekelompok orang (diskusi, kursus, serasehan, dll)
c.   Pendekatan massal Dilakukan antara lain dengan cara siaran radio, siaran televisi, pemasangan poster/spanduk, kampanye, dll
3.      Berdasarkan indera penerima sasaran
a.   Indera penglihatan
Melalui pemasangan poster/spanduk, penyebaran brosur/leaflet/majalah, dll.
b.   Indera pendengarann
Melalui indera pendengaran, antara lain melalui siaran radio, iklan radio, dll.
c.   Kombinasi indera penerima
Melalui demonstrasi cara/hasil, pemutaran film, siaran televisi, dll.
4.     Metode dengan pendekatan massal: menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan, serta memberikan informasi selanjutnya.
5.  Metode dengan pendekatan kelompok: memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi atau praktek. Metode ini ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap menerapkan.
6. Metode dengan pendekatan perorangan: dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab
7.      Ceramah
a.   Penyampaian materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan atau diskusi
b.   (+) Kelas mudah dikuasai; mudah dilaksanakan; dapat diikuti peserta dalam jumlah besar
c. (-) Bersifat verbal; peserta cenderung bosan; sangat tergantung pada kemampuan penceramah
8.      Demonstrasi
a.   Memperlihatkan secara nyata tentang cara dan/atau hasil terkait sesuatu hal
b.   (+) Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam
c.   (-) Memakan waktu lama; sumber daya yang dibutuhkan relatif besar
9.      Kursus/pelatihan
a.   Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara sistematis dan dalam   jangka waktu tertentu
b. (+) Efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis; alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya
c.   (-) Relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat; kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan; menjangkau relatif sedikit peserta
10.   Pameran
a. Usaha memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu
b.   (+) Jangkauan sasaran lebih luas; mempunyai efek publisitas
c. (-) Memerlukan banyak persiapan dan biaya; harus berganti tema; tema tertentu; memerlukan penjaga yang benar-benar menguasai masalah
11.   Pemberian penghargaan
a. Kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada individu/instansi atas jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu tertentu.
b. (+) Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi; mengefektifkan kegiatan; memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain
c.   (-) Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan; hanya melibatkan beberapa orang peserta
12.   Pemutaran film
a.  Metode penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.
b.   (+) Lebih menarik; sekaligus sebagai hiburan; jangkauannya lebih luas
c.   (-) Tidak terdapat komunikasi dua arah; biaya tinggi
           13.   Penempelan poster
a.  Metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul
b.   (+) Jangkauan sasaran lebih luas
c. (-) Pesan kurang lengkap; bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal
14.   Penyebaran brosur, leaflet, & majalah
a. Menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat tertentu.
b.  (+) Materi lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi tertentu; dapat melengkapi metode penyuluhan yang lain; dapat memberikan kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).
c. (-) Bahasa harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi kelompok sasaran; kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan keterpaduan dengan metode lainnya

E.     Contoh

  • Sasaran penyuluhan keselamatan jalan ini adalah kepada para pelajar yang masih        duduk dibangku SLTA.

       Tujuan penyuluhan ini, antara lain :
       1.   Mengajarkan anak remaja terutama pelajar akan sadar pentingnya keselamatan                jalan
       2.   Menjadikan pelajar mampu menjadi pelopor keselamatan jalan
       3.   Meningkatkan kesadaran masyarakat akan keselamatan dalam berlalu lintas

  Berikut kelebihan kekurangannya adalah :
Kelebihan
Ø  Efektif karena massa cenderung sama
Ø  Lebih efektif dalam penyampaian materi, karena dilakukan dalam satu kelompok dalam ruangan
Kekurangan
Ø  Massa yang dituju bersifat homogen/ kurang luas jangkauannya
Ø  Hanya dapat diterima oleh para pelajar