Tujuan
: Memahami dasar hukum program kampanye keselamatan jalan, Mengerti dan
memahami tujuan dilakukannya kampanye keselamatan jalan serta Menciptakan
pengetahuan, pengertian, kesadaran, minat dan dukungan dari berbagai pihak
untuk meningkatkan keselamatan LLAJ,
serta menumbuhkan sikap mental dalam mentaati peraturan/perundang-undangan lalu
lintas sehingga diharapkan akan terwujud masyarakat pemakai jalan yang
mempunyai mental disiplindan tertib berlalu lintas.
A.
Dasar Hukum
1.
UU No. 22 Tahun 2009
2. Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program
Dekade Aksi Keselamatan Jalan
3.
Panduan Keselamatan Jalan
4.
RUNK Jalan 2011 – 2035
5.
Sosialisasi Keselamatan Jalan – PT TRIDAYA CIPTA UTAMA –
PERHUBUNGAN DARAT 2008
6. Review Rencana Umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan – PT
Aulia Sakti Internasional
7. Pasal 114 UU No. 22
Tahun 2009 LLAJ
8.
UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
9.
PM 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian
B.
Definisi kampanye
1.
Menurut Rogers dan Storey (1987), kampanye didefinisikan
sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk
menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7).
2.
Menurut Pfau dan Parrot (1993), Kampanye adalah
suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang
dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak
sasaran yang telah diterapkan.
3. Menurut Leslie B. Snyder (Gudykunst & Mody, 2002),
Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang
diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai
tujuan tertentu.
4.
Menurut Rajasundarman (1981), Kampanye dapat
diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara
terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan
khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya.
C.
Kampanye Keselamatan Jalan
Kampanye
adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terlembaga, penyelenggara
kampanye umumnya bukanlah individu melainkan lembaga atau organisasi, lembaga-lembaga
dapat berasal dari lingkungan pemerintahan, kalangan Swasta atau Lembaga Swadaya
Masyarakat, sedangkan dilihat dari segi keselamatan jalan, Kampanye keselamatan jalan dapat dimaknai merupakan
serangkaian tindakan komunikasi antara kamunikator dengan komunikan yang dilakukan
secara terencana dengan tujuan untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya keselamatan
berlalu lintas agar angka kecelakaan dan jumlah korban akibat kecelakaan dapat
menurun dan dapat membuat efek yang besar terhadap lancarnya transportasi.
Kampanye keselamatan jalan juga berdampak pada budaya berlalu lintas yang
tertib, teratur serta berkeselamatan bagi semua pengguna jalan, dan bertujuan
mengimplementasikan program dekade aksi keselamatan 2011 – 2020 serta
mengimplementasikan RUNK 2011 – 2035 agar dapat terealisasi pada waktu yang
ditetapkan.
D.
Karakteristik Kampanye Keselamatan Jalan
1. Menginformasikan kepada masyarakat luas, tentang pentingnya
keselamatan jalan bagi semua masyarakat pengguna jalan.
2.
Mempopulerkan atau memperkenalkan masalah-masalah yang
terjadi akibat dari kurangnya keselamatan jalan yang berdampak menimbulkan
kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerugian dan korban.
3. Dapat merubah kebiasaan berlalu lintas yang tidak benar dan
perilaku yang kurang menaati peraturan / melanggar tata tertib lalu lintas,
yang diharapkan bisa menjadi masyarakat yang sadar akan pentingnya berlalu
lintas dan dapat menaati peraturan lalu lintas.
4. Dapat memperbaiki kondisi keselamatan lalu lintas yang ada
sekarang menjadi lebih baik lagi di bidang keselamatan lalu lintas jalan.
5. Dapat memberikan sebuah solusi atau pemecahan masalah yang
tepat terkait dengan permasalahan transportasi yang kurang berkeselamatan.
6. Tidak ada sangkut pautannya dengan hal-hal yang berbau
politik dalam penyampaian informasi kepada masyarakat.
E.
Model – Model Kampanye
1.
Model komponensial kampanye
Merupakan
kampanye menggunakan pendekatan transmisi (transmission approach) ketimbang
interactions approach. Kampanye model ini merupakan kegiatan yang bersifat
persuasif dan sumber secara aktif berupaya mempengaruhi penerima yang berada
dalam posisi pasif. Proses bertukar peran selama kampanye berlangsung menjadi
sangat terbatas, kampanye ini memiliki sumber peran yang dominan untuk
menciptakan perubahan pada diri khalayak. Pada kampanye ini pesan-pesan
disampaikan dari berbagai saluran komunikasi seperti media massa, media
tradisional atau saluran personal.
2.
Model kampanye
Ostegaard oleh Leon Ostegaard
Model
kampanye ini paling sedikit sentuhan ilmiahnya, kampanye ini harus dilakukan
dengan mengidentifikasi masalah faktoral yang dirasakan dan kemudian pengolahan
kampanye ini diarahkan untuk membekali dan mempengaruhi aspek pengetahuan,
sikap dan ketrampilan khalayak sasaran.
3.
Model perkembangan lima tahap fungsional oleh Larson, 1993
Fokus
model ini adalah pada tahapan kegiatan kampanye, bukan pada proses pertukaran
pesan. Tahap kegiatan sendiri meliputi identifikasi, legimatisasi, partisipasi,
penetrasi dan distribusi.
4.
The communicative function model menurut Judith dan Robert
Friedenberg
Dalam
model kampanye ini langkah-langkah yang digunakan dimulai dari surfacing, primary, nomination
dan election. Tahap surfacing (pemunculan) lebih banyak berkaitan dengan
membangun landasan tahap berikutnya seperti memetakan daerah-daerah yang akan
dijadikan tempat kampanye, membangun kontak dengan tokoh-tokoh setempat atau
orang-orang kita yang berada di daerah tersebut, mengorganisasikan pengumpulan
dana dan sebagainya. Tahap ini dimulai begitu seseorang secara resmi
mencalonkan diri untuk jabatan politik tertentu. Pada tahap ini pula khalayak
akan melakukan evaluasi awal terhadap citra kandidat secara umum.
Tahap primary ini berupaya untuk
memfokuskan perhatian khalayak pada kandidat, gagasan atau produk yang kita
munculkan di arena persaingan.Pada tahap ini kita mulai melibatkan khalayak
untuk mendukung kampanye yang dilaksanakan. Dalam konteks politik inilah tahap
yang paling kritis dan paling mahal.Kritis karena kita secara ketat bersaing
dengan kandidat lain dan dalam proses persaingan itu kita mungkin menghamburkan
janji yang kemudian tidak dapat kita penuhi. Mahal karena pada tahap ini
sesungguhnya kita bersaing untuk dapat menjadi nominator selanjutnya yang akan
dipilih oleh khalayak.
Tahap nomination yaitu begitu kandidat
kita mendapat pengakuan masyarakat, memperoleh liputan media secara luas atau
gagasannya menjadi topik pembicaraan anggota masyarakat, maka nominasi pun
dimulai.
Tahap pemilihan biasanya masa kampanye
telah berakhir. Namun, secara terselubung seringkali para kandidat ‘membeli’
ruang tertentu dari media massa agar kehadiran mereka tetap dirasakan.Beberapa
kandidat bahkan dengan sengaja membuat berita-berita tertentu, biasanya
berdimensi kemanusiaan agar mendapat simpati khalayak. Di Indonesia, ada
fenomena yang disebut “serangan fajar” yakni tindakan menyuap pemilih dengan
sejumlah uang agar mereka memilih partai atau orang yang bersangkutan.
Kampanye
ini memiliki tujuh elemen kampanye :
1. Intendend effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak
dicapai harus dirumuskan dengan jelas.
2. Competiting communication (persaingan komunikasi). Perlu
diperhitungkan potensi gangguan dari kampanye yang bertolak belakang (counter
campaign).
3. Communication object (objek komunikasi) Biasanya dipusatkan
pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode
komunikasi yang berbeda.
4. Target population & receiving group (populasi target
dan kelompok penerima). Dapat diklasifikasikan menurut sulit atau mudahnya mereka
dijangkau pesan kampanye.
5. The Channel (saluran) penggunaannya tergantung
karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat
menjangkau seluruh kelompok , namun bila tujuannya adalah mempengaruhi perilaku
maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui saluran antarpribadi.
6. The message. Pesan dibentuk sesuai dengan karakteristik
kelompok yang menerimanya. Pesan dibagi 3 fungsi: menumbuhkan kesadaran,
mempengaruhi serta memperteguh dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.
mempengaruhi serta memperteguh dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.
7. The communicator/sender dapat dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu. Harus memiliki kredibilitas di mata penerima pesannya.
Model
kampanye ini digunakan dalam sebuah kampanye periklanan dan kampanye yang
berorientasi pada perubahan sosial. Menurut Everett M. Rogers ada 4 tahap
komunikasi kampanye, yaitu :
·
Tahap I
Tahap
Informasi : terpaan yang bertubi-tubi dan dikemas dalam bentuk pesan yang
menarik akan menimbulkan rasa ingin tahu khalayak tentang produk dan gagasan
tersebut.
·
Tahap II
Persuasion
terjadi ketika khalayak tergerak mencari tahu dan produk tersebut menarik minat
mereka.
·
Tahap III
Membuat
keputusan untuk mencoba yang didahului oleh proses menimbang tentang berbagai
aspek produk tersebut. Tahap ini orang akan mengambil tindakan dengan cara
mencoba produk tersebut.
·
Tahap IV
Tahap
konfirmasi atau reevaluasi : bila orang telah mencoba produk atau gagasan yang
ditawarkan. Tahap ini menempati posisi yang strategis karena akan menentukan
apakah seseorang akan menjadi pengguna yang loyal atau sebaliknya.
F.
Contoh
KAMPANYE
KESELAMATAN MENGENAI BAHAYA MENEROBOS PALANG PINTU KERETA API
Kampanye
ini bertujuan untuk :
1.
Meningkatkan keselamatan di perlintasan Kereta Api.
2. Meningkatkan ketertiban dan kesadaran masyarakat akan
bahaya menerobos palang pintu Kereta Api.
3.
Mengurangi jumlah korban akibat kecelakaan di perlintasan
Kereta Api.
Sedangkan sasaran kampanye
ini adalah kepada para pengguna jalan yang akan melintasi perlintasan Kereta
Api.
Alat/properti yang digunakan
dalam kampanye ini antara lain:
1.
Poster. Posret yag digunakan adalah poster tentang
gambar-gambar dan tulisan tentang bahaya dan akibat dari kecelakaan menerobos palang
pintu kereta api.
2.
Spanduk. Berisis tulisan yang berguna mempengaruhi massa
untuk mengikuti atau memahami tulisan yang ada pada poster tersebut.
3.
Bingkisan. Bingkisan diberikan kepada massa sebagai salah
satu pemengaruh untuk mau menerima apa yang diberikan pada kampanye dan dapat
membuat massa dapat menerima kampanye dengan senang.
4. Stiker. Stiker digunakan untuk kampanye yang bertujuan
menjadi pengingat kepada pengguna jalan yang akan melintasi perlintasan , agar
menaati peraturan yang ada.
Cara yang digunakan untuk melakukan
kampanye ini adalah dengan :
1.
Pembagian bingkisan dan stiker tentang keselamatan lalu
lintas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar