Jumat, 04 November 2016

BAHAYA MENGENAI PELANGGARAN PENUMPANG SEPEDA MOTOR PADA PERSIMPANGAN KARDINAH

Peta persimpangan kardinah

Pengguna kendaraan dari tahun ke tahun saat ini terus meningkat, jumlah kendaraan di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 104,211 juta unit dan di dominasi oleh kendaraan bermotor dengan jumlah 86,256 juta unit di Indonesia, sedangkan  terutama kendaraan sepeda motor. Kota Tegal dengan luas wilayah 39,68 Kilometer Persegi dengan kepadatan penduduk perkilometer persegi adalah 6.173 jiwa/Km persegi merupakan kota yang lumayan padat dengan jumlah penduduk yang banyak yaitu mencapai 244.998 jiwa. Kota tegal memiliki jumlah perjalanan cukup banyak, karena kota tegal merupakan kota yang mempunyai banyak pabrik dan industri, dan kendaraan sepeda motor yang ada di kota tegal sendiri tercatat mencapai 21.577 unit  pada tahun 2013 (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tegal).
Persimpangan kardinah merupakan salah satu simpangan berAPILL yang berada di Kota Tegal. Persimpangan ini sangat padat  karena adanya aktifitas dari Rumah Sakit Kardinah, Pasar dan pertokoan yang berada di sisi jalan. Simpang ini terdiri dari Jalan Werkudara,  Jalan Sultan Agung ,Jalan KS. Tubun dan Jalan A.R Hakim. Hal ini dapat membahayakan keselamatan dan keamanan pengguna jalan dan mengganggu kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas. Dalam survei yang dilakukan oleh Taruna Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal, Khususnya Taruna Desawa jurusan MKTJ didapatkan hasil dari pengamatan, yaitu banyaknya pelanggaran oleh pengguna jalan pada persimpangan kardinah sangat banyak terjadi, khususnya oleh kendaraan bermotor yang melintasi persimpangan tersebut, salah satunya adalah pelanggaran pengguna sepeda motor mengenai penggunaan helm dan jumlah penumpang yang melebihi ketentuan. Pada persimpangan kardinah banyak sekali ditemukan pelanggaran sepeda motor yang diantaranya mengenai :
1.    Penggunaan helm
2.    Jumlah penumpang yang melebihi ketentuan
Jumlah pelanggaran mengenai penggunaan helm sendiri pada persimpangan kardinah tercatat hingga 292 pelanggaran dalam waktu 1 jam survey yang telah dilakukan, dengan item pelanggaran diantaranya :
1.    Banyak helm yang (tidak terkunci atau di klik) dan banyak juga anak sekolah yang tidak memakai helm.
2.    Banyak pengguna sepeda motor yang membonceng lebih dari satu.

Berikut adalah sekilas potret dari pelanggaran dari pengguna sepeda motor :

Pelanggaran pembonceng yang tidak menggunakan helm

Pelanggaran pengguna sepeda motor yang membonceng melebihi ketentuan jumlah penumpang serta tidak memakai helm

Dapat dilihat dari keadaan yang ada seperti pada penjelasan dan  gambar diatas, dapat disimpulkan banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna sepeda motor, hal tersebut beresiko pada pengguna sepeda motor yang tidak safety dan jika pengguna sepeda motor tersebut mengalami sebuah kecelakaan maka kemungkinan yang terjadi adalah cidera yang sangat parah dan dapat beresiko meninggal dunia, hal tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat besar baik dari kerugian materi maupun kerugian non materi. Sehingga perlu adanya sebuah penanganan khusus guna menyadarkan masyarakat khususnya pengguna sepeda motor agar mengerti tentang bahayanya tidak memakai helm dan penumpang yang berlebihan. Seperti tujuan dari Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) yang didalamnya ada program Decade of Action for Road Safety (DOA), yaitu untuk menurunkan tingkat kecelakaan dan tingkat fatalitas korban kecelakaan di jalan raya, sehingga perlu adanya usaha untuk menyadarkan masyarakat yang belum megerti tentang aturan dan pentingnya keselamatan dijalan, terutama pengguna sepeda motor. Cara untuk menyadarkan masyarakat tentang keselamatan menggunakan sepeda motor dan aturannya maka dapat dilakukan dengan sebuah kampanye. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7).
Dalam upaya untuk menyadarkan pelanggaran pengguna sepeda motor, khususnya pelanggaran yang banyak terjadi di persimpangan kardinah kota tegal yaitu tentang penggunaan helm dan jumlah penumpang yang melebihi ketentuan, dapat dilakukan kampanye keselamatan jalan yang dapat menyadarkan dan menurunkan jumlah pelanggaran, diantaranya kampanye dengan cara :

1.    Kampanye sosialisasi tentang penggunaan helm kepada masyarakat dengan cara pembagian helm gratis serta sekaligus memberikan himbauan dan pengertian tentang pentingnya keselamatan dijalan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan dari Taruna Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal.


  Pembagian Helm oleh para petugas dan oleh Taruna Politeknik Keselamatan Jalan Tegal kepada masyarakat pengguna sepeda motor.

2.    Kampanye keselamatan jalan yang dilakukan pada acara Car Free Day yang biasanya dilakukan di alun-alun di beberapa kota, yang diisi dengan cara games keselamatan, kuis, dan penjelasan mengenai bahayanya berperilaku tidak berkeselamatan di jalan dan penggunaan fitur keselamatan yang penting seperti helm SNI dan diklik, sarung tangan, jaket serta sepatu. Berikut adalah contoh kampenya keselamatan yang dilakukan oleh Taruna Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan yang dilakukan di Alun-Alun Kota Tegal guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya berperilaku berkeselamatan di jalan.

Acara CFD di alAlun-alun Kota Tegal

3.    Kampanye sosialisasi yang dilakukan kepada para anak TK dan SD tentang perilaku berlalu lintas yang selamat dan aman di jalan, yaitu dengan cara pengenalan penggunaan helm, rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, APILL, serta cara yang aman saat berada dijalan.

Pengenalan tentang rambu, marka, APILL, dan cara berkendara di jalan

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah, kurangnya kesadaran masyarakat pengguna sepeda motor akan risiko penggunaan helm yang tidak benar atau bahkan tidak menggunakan helm dan bahaya membonceng melebihi kapasitas. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan karena pelanggaran tersebut perlu diadakannya kampanye sosialisasi keselamatan jalan kepada masyarakat luas di kalangan semua usia mulai dari usia dini.


Referensi :
BUS RAPID TRANSIT (BRT)


I.          Sejarah BRT
Pengembangan  pertama dalam skala besar dari layanan bus ekspress dimulai di Curitiba (Brazil) pada tahun 1974, tetapi ada beberapa proyek-proyek kecil sebelum pembangunan itu. Sejak itu, pengalaman Curitiba telah meberikan inspirasi pada kota-kota lain untuk mengembangkan sistem serupa. Pada tahun 1970-an, pengembangan sistem BRT telah terbatas pada Amerika Utara dan Selatan. Pada akhir tahun 1990-an, reproduksi konsep BRT mulai tumbuh kembali dan di buka di Quito-  Ekuador pada tahun 1996, Los Angeles-  USA pada tahun 1999 dan Bogota  –  Kolombia pada tahun 2000. Diatas semua, proyek TransMilenio di Bogota mulai beroperasi pada tahun 2000 dan keberhasilan nya telah menarik perhatian masyarakat internasional sebagai contoh sistem BRT.

Di Asia, sebelum tahun 2000, percobaan BRT sangat terbatas ada jumlah dan cakupannya. Sistem BRT di Nagoya-  Jepang dan Tai pe  –  China telah dianggap sistem yang relative lengkap dikawasan Asia (Wright, 2005). Penyebaran BRT di Asia menjadi lebih jelas sejak tahun 2004. Pada tahun 2004, jalur bus Transjakarta mulai beroprasi dari Blok M menuju Kota. (Hook dan Ernst, 2005). Pada  tanggal 1 Juli 2004, 3 koridor BRT sepamjang 37 km telah dibangun di Seoul  –  Korea Selatan (Pucher dan al. 2005). Pada tangal 25 Desember 2004, tahap pertama komersial BRT diluncurkan di Beijing –  China sepanjang 5 km (Chang, 2005). Di Bangkok, proyek BRT telah diumumkan pada tahun 2004 oleh Gubernur baru di Bangkok Administration (BMA), dan dibuka pada Oktober 2005.

Meskipun ada beberapa kebingungan di Indonesia dan Seoul, dimana jalur diperkenalkan, BRT di Jakarta, Seoul dan Beijing telah menunjukkan beberapa keberhasilan dan sistem ini terus dikembangkan dan dimodernisasi. Jumlah kota yang mengembangkan atau menerapkan BRT terus semakin meningkat. Di Cina, BRT telah di buka di Hangzhou pada April 2006. Menurut sebuah website dengan CAI-Asia (2006), layanan BRT sedang direncenakan atau sedang dibangun di 18 kota. Perlu dicatat bahwa sistem BRT di Asia mempunyai kesamaan dengan sistem BRT di Curitibia dan Bogota. Bahkan ada catatan bahwa ada komunitas antara kota-kota Asia dan Amerika Latin mengunjungi Kota, seperti Gubernur DKI Jakarta ke Bogota pada mei 2003.

II.          Pengertian BRT
Bus Rapid Transit  (BRT) merupakan sebuah sistem  transportasi publik dengan menggunakan bus yang  mengintegrasikan perbaikan modal dan operasional untuk  dapat memberikan  pelayanan yang lebih cepat dan lebih berkualitas dibandingkan jalur bus standar pada umumnya  (Carey, 2002).  Definisi yang lebih detil dikembangkan dalam proyek  Transit Cooperative Research Program  (TCRP) A-23, yakni  BRT merupakan sebuah mode transit cepat  yang fleksibel menggunakan ban karet yang mengkombinasikan stasiun (halte), kendaraan, pelayanan, jalur khusus, dan elemen dari  Intelligent Transportation System  (ITS) ke dalam suatu sistem yang terintegrasi dengan identitas yang kuat (Levinson, 2002). Tujuan dari sistem transportasi BRT adalah untuk mencapai kualitas layanan seperti pada transportasi dengan kereta api sementara masih dapat menikmati penghematan biaya dan fleksibilitas pada BRT (Kristijo, 2011). Berikut adalah beberapa definisi tentang Bus Rapid Transit menurut para ahli, antara lain :
1.   “Bus Rapid Transit  (BRT) adalalah suatu flesibel, moda dengan roda karet  yang mempunyai transit yang cepat dan  yang dikombinasikan station (halte), kendaraan, pelayanan, jalan dan elemen  Intelligent Transportation System  (ITS) dalam satu sistem yang terintegrasi dengan identitas yang kuat.”(Levinson etal.2003, p.12).
2.  “Bus Rapid Transit  (BRT) adalah berkualitas tinggi, transit orientasi klien yang menawarkan kecepatan, nyaman, dan harga yang terjangkau.”(Wright, 2003, p. 1).
3. “Bus Rapid Transit  (BRT) adalah suatu moda transportasi yang cepat yang mengkombinasikan kualitas transportasi kereta dan flesibiltas bus.’(Tomas, 2001).

     Semua definisi ini menetapkan  Bus Rapid Transit  (BRT) terpisah dengan pelayanan bus konvensional. Bahkan, definisi cenderung menunjukkan bahwa BRT banyak kesamaan dengan sistem berbasis rel, terutama dalam hal kinerja operasi dan pelayanan terhadap penumpang. BRT telah berusaha mengambil aspek sistem LRT dan metro dan paling disayangi oleh pelanggan angkutan umum dan membuat atribut-atribut lebih untuk mudah diakses berbagai kutipan lebih luas. Perbedaan utama antara BRT dengan sistem rel pada perkotaan adalah bahwa BRT biasanya dapat memberikan layanan transportasi umum dengan kualitas yang tinggi dan dengan biaya yang mudah terjangkau oleh masyarakat. Sistem transportasi menggunakan BRT masih tergolong baru, dan mulai berkembang dengan pesat di beberapa kota besar dan negara berkembang di dunia. Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan implementasi BRT pada negara berkembang yang dikutip dari Menckhoff (2006) dalam Kristijo (2011).

Berikut adalah Tabel Implementasi BRT pada Negara Berkembang :
No
Kota
Tahun Berdiri
Populasi (juta jiwa)
Panjang Jalur (km)
1
Curitiba (Brazil)
1974
3,2
65
2
Goiania (Brazil)
1976
1,3
35
3
Quito (Ecuador)
1995
1,6
33
4
Bogota (Colombia)
2000
6,7
85
5
Leon (Mexico)
2003
4,1
26
6
Mexico City
2005
8,8
20
7
Jakarta (Indonesia)
2004
9,5
46
8
Beijing (China)
2005
22,0
16
9
Hangzhou (China)
2006
6,8
10

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa Indonesia mulai mengimplementasikan sistem BRT pada tahun 2004 di kota Jakarta yang disebut dengan TransJakarta. Pada tahun 2008, sistem BRT mulai diimplentasikan di kota Yogyakarta dengan nama Trans Jogja. Kegiatan operasional bus Trans Jogja dikelola oleh PT Jogja Tugu Trans.  Pembangunan Trans Jogja dirasa penting dan mendesak karena sistem transportasi Yogyakarta dan sekitarnya sebelumnya dinilai tidak efisien (Wijayanto, 2012).

III.          Kelebihan dan Kekurangan BRT
Ø  Kelebihan :
1)  Tarif ongkos murah
Bus Transjakarta adalah salah satu transportasi umum yang ongkosnya murah. Bayangkan hanya dengan uang Rp 3500,- saja sudah bisa keliling kota Jakarta, tetapi tidak boleh keluar dari halte. Kalau kita sempat keluar kita harus membeli tiket lagi karena tiket berlaku untuk sekali perjalanan. Untuk bisa keliling kota Jakarta kita harus transit dari satu halt eke halte lain.
2)  Mendapatkan perlakuan istimewa
Coba kita perhatikan, hanya di bus yang satu ini para wanita, lansia, ibu hamil dan orang cacat yang mendapat perlakuan istimewa. Coba bandingkan dengan bus lain, untuk tempat duduk “siapa cepat dia dapat”. Begitulah kenyataan yang ada menurut masyarakat Jakarta yang menggunakan jasa transportasi umum.
3)  Keamanan dan keselamatan lebih terjamin
Di dalam bus Transjakarta dilengkapi dengan kamera CCTV  sehingga dapat membantu untuk mengontrol tindakan-tindakan kejahatan  di dalam bus. Selain itu juga ada petugas jaga di depan pintu untuk mengingatkan rute-rute perjalanan yang akan dituju serta membantu penumpang yang mau keluar dan masuk ke dalam bus. Keselamatan di dalam bus ini lebih terjamin karena mempunyai jalur tersendiri saat beroperasi di jalan. Kecelakaan tabrakan dengan kenderaan lain sedikit kemungkinannya karena mempunyai jalur khusus.
4)  Dibangun untuk masyarakat umum
Semua orang baik yang ekonomi bawah, menengah dan atas dapat menikmati  jasa transportasi ini karena ini memang dikhususkan untuk umum.  Setiap konsumen mendapatkan perlakuan yang sama, tidak mengenal adanya istilah rasisme.
5)  Mendapatkan kenyamanan selama di dalam bus
Di dalam bus Transjakarta para penumpang merasa nyaman karena di dalam bus dilengkapi dengan Air conditioner sehingga penumpang tidak merasa gerah selama berada di dalam bus. Selain itu, pintu bus juga merupakan pintu otomatis, pramudi hanya perlu menekan tombol open dan lock maka pintu pun akan terbuka otomatis.

Ø  Kekurangan :
1)  Frekuensi waktu menunggu cukup lama
Di saat menunggu bus tiba di halte bisa memakan waktu yang lama berkisara antara 15-30 menit. Jadi bila kita manfaatkan waktu tersebut untuk mendengarkan  MP3, ya sekitar 5-10 lagu sempat terputar.
2)  Armadanya perlu diperbanyak
Untuk  jam-jam sibuk di Jakarta biasanya penumpang busway overload (kelebihan muatan) sehingga penumpang harus bersempit-sempitan di dalam bus. Jadi perlu dilakukan penambahan armada bus mengingatnya kelebihan muatan pada saat jam-jam sibuk.
3)  Sterilisasi pembangunan busway perlu ditingkatkan
Jika ada pembangunan atau perenovasian busway (jalur bus) perlu langsung dibersihkan segera agar tidak mengurangi keindahan dan kebersihan kota Jakarta. Selain itu juga agar tidak mengganggu kenderaan lain yang hendak lewat.

Referensi :
1.    Mokhammad Nasrulloh, FT UI, 2010.
2.    Strawberrycreampuff.wordpress.com
3.    Anasaff.blogspot.com
4.    Dishub.jabarprov.go.id

5.    Etd.repository.ugm.ac.id

Selasa, 01 November 2016

Pertemuan 3 Desain Kampanye Keselamatan Jalan 

Desain Kampanye Keselamatan Jalan


Tujuan :
Dapat menjelaskan unsur-unsur  kampanye keselamatan jalan, serta dapat menyebutkan tahapan dalam melaksanakan mendesain kampanye keselamatan jalan.
Dasar Hukum
1.      Materi sosialisasi keselamatan berlalulintas – kementrian perhubungan Dirjenhubdat
2.      Panduan Keselamatan jalan Modul 4-8
3.  Sosialisasi Keselamatan Jalan – PT TRIDAYA CIPTA UTAMA-PERHUBUNGAN DARAT 2008.

A.       Definisi Desain
Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk benda nyata.
Desain secara etimologi, istilah Desain berasal “dari tadi” beberapa serapan bahasa, yaitu kata “designo” (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar dan bermakna:
a.     to make preliminary sketches of
b.    to plan and carry out experiment”
c.     to form in the mind Menurut Coirul Amin, desain adalah kerangka bentuk, rancangan,    motif, pola, corak.

Sedangkan desain menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1.  Menurut The American Collage Dictionary, desain adalah garis besar, sketsa, rencana, seperti dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang mesin yang akan diwujudkan.
2.     Menurut Ken Hurts, desain adalah proses iteratif yang melibatkan banyak aktifitas tinjauan ke belakang dan pararel.
3.       Menurut Alexander, desain adalah temuan unsur fisik yang paling objektif.
4.        Menurut Dedi Nurhadiat, desain adalah perencanaan untuk mewujudkan suatu gagasan.
5.     Menurut Archer, desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang dijabarkan melalui berbagai pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagaitujuan buatan manusia.
6.   Menurut Widagdo, desain berkaitan dengan nilai-nilai kontekstual yang menyuarakan kebudayaan.
7.      Menurut Dudy Wiyancoko, desain adalah segala hal yang berhubungan dengan pembuatan konsep, analisis data, project planning, drawing/rendering, cost calculation, prototyping, frame testing, dan test riding.
8.    Menurut ICSID, desain adalah sebuah kegiatan kreatif yang mencerminkan keanekaan bentuk kualitas, proses, pelayanan dan sistem, bagaikan sebuah lingkaran yang saling berhubungan.
9.         Menurut Andya Primanda, desain adalah upaya untuk menemukan titik tengan dari segala macam masukan yang seringkali berseberangan.
10.  Menurut Jones, desain adalah tindakan dan inisiatif untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik.

B.  Tahapan Desain Kampanye
1.         Perencanaan
Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan.
2.         Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur kerja yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan tim kerja yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam tim dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan.
3.         Pengarahan
Pengarahan adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam tim kerja serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
4.         Pengendalian
Pengendalian adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia transportasi yang dihadapi.

C.       Contoh


Contoh desain kampanye keselamatan mengenai pemakaian helm pada anak usia dini

PILIH, PAKAI, PASANG
HELM DENGAN BENAR

Media yang digunakan dapat dengan cara :
1.      Kampanye/sosialisasi kepada anak yang masih kecil
2.      Media Cetak – koran, majalah, tabloid, dll.
3.      Media Audio – radio (acara musik, obrolan/dialog, spot, dll).
4.      Media Audio Visual – TV Lokal/Nasional, Internet, dll.
Media Lainnya :
1.      Pemasangan baliho, billboard, banner, spanduk, poster, dll.
2.      Pembagian stiker, hadiah (pen, gantungan kunci, dll).
3.      Demonstrasi, pawai keliling, fun bike, dll.

4.      Seminar, diskusi, safety  driving trainning, dll.